Memulai Hidup Minimalis

Akhir-akhir ini saya berpikir banyak hal tentang memperlakukan barang-barang di rumah.  Saat liburan satu pekan maka saya isi dengan berbenah dan melakukan decluttering barang yang sudah lama tak memiliki fungsi dan hanya membuat pengap saja dai setiap ruangan. Walaupun kondisinya saat ini saya masih masih menempati rumah dinas yang tak terlalu besar dan luas, tetap saja jika terlalu banyak barang maka ruangan terasa sumpek. 

Memulai hidup minimalist menjadi titik tolak saya dalam bersikap terhadap berbagai hal terutama dalam hal memperlakukan barang. Mengingat sudah 10 tahun lebih tinggal di rumah dinas dan sebentar lagi pindahan rumah. Maka sudah saatnya saya membuang dan memilah barang-barang yang benar-benar tidak memiliki fungsi. 

Setelah mengenal bagaimana berpikir dan bersikap hidup minimalis, menjadikan saya lebih jeli lagi dalam memiliki barang. Dan hany yang terpenting yaitu ada kebahagiaan tersendiri bertanggung jawab sepenuhnya atas apa yang saya beli (lebih bersikap prioritas saat akan membeli sesuatu sesuai kebutuhan).

Balik lagi ke beres-beres rumah setelah mengenal cara bersikap minimalis, akhirnya isi lemari baju sudah berkurang. Maka mulai saat ini prinsipnya jangan sampai isi lebari sumpek. Jika sudah mulai penuh maka harus ada yang dikeluarkan. Bukan harus nambah lemari baju. 

Buku-buku yang jarang disentuh selama hampir 10 tahun akhirnya direlakan untuk disumbagkan saja. Cukup satu lemari buku yang prioritas saja, jenis buku yang memiliki usia panjang. Kebetulan karena tak terlalu suka baca novel jadi cenderung aman. Buku-buku yang ada saat ini lebih buku priortas yang dipakai untuk referensi saat menulis, buku keagamaan, parenting, dan motivasi. Hal yang terberat bagi say asendiri merelakan buku-buku berpindah tangan. Tapi harus diiklaskan dari pada tidak dibaca hampir 10 tahun. Awalnay berniat untuk mengoleksi buku-buku sebgai perpustakaan pribadi, tapi ternyata masih ada buku yang jarang dibaca, mau tak mau akhirnya diberikan kepada ornag lain yang lebih membutuhkan. 

Bagi saya buku itu seperti sahabat, yang bisa memberikan nasehat. Jika sedang butuh solusi, perenungan, dan pencari jawaban akan sesuatu hal yang dipikirkan, maka buku adalah jadi salah satu jalan menuju solusi.

Barang yang paling bayak sekali saya decluttering adalah perabotan yang ada di dapur, dengan berbagai fungsinya awalnya untuk mempermudah memsak, ternyata malah membuat sumpek isi rak piring. Akhirnya mulai memilah perbitan dapur yang lebih prioritas dan sering dipakai. Sisanya saya berikan kepada asisten rumah tangga. 

Tak hanya perabotan rumah, pakaian anak yang sudah lama disimpan sebagain saya donasikan dan tersisa sedikit yang masih layak buat digunakan. Anak pertama laki-laki dan yang ke dua laki-laki maka baju tersebut diwariskan. Yah sebetulnya ini menambah beban ruangan juga. Agak terbebani juga pikiran dengan adanya barang yang tersimpan bertahun-tahun tanpa digunakan. Masih agak ragu didonasikan atau disimpan untuk adiknya saja?

Inilah sepintas agenda liburan satu pekan yang diisi dengan berbenah ruangan. 

Banyak illmu yang saya peroleh ketika bergabung dengan satu sirkel dikomunitas minmalis, dan meresapi setiap halaman dari buku tentang "Seni Hidup Minimalis" karya Francine Jay . Buki ini menjadi titik balik saya dalam bersikap hidup sederhana apa adanya dan tanpa beban. Sebetulnya Rasulullah sudah lama mengajarkan hal ini dalam berbagai sendi kehidupan. Terutama dalam kehidupan memperlakukan suatu barang. 

"Menyedehanakan sikap dan pikiran akan membawa perubahan besar. Menjadi pribadi yang lebih fokus dan mengetahui prioritas"




 

Banyak hal yang masih menjadi PR maka mulai dari hal yang kecil dan sederhana saja. Mulai uninstal berbagai aplikasi yang jarang digunakan, memiliki sedikit perabotan rumah cukup yang memiliki fungsional saja, dan nilai emosional. Belanja sesuai kebutuhan. Tk mementingkan apa panilaian orang tentang status sosial dengan sisi barang yang digunakan, harus mahal atau bermerek. Hal yang terprnting adalah fungsional. 

Terasa sedikit lebih terkurangi beban, dan bisa bernapas agak lega... 

Semoga tulisan ini bermanfaat.



0 Comments

Guru, Penulis, Educator

Menyampaikan pengetahuan melalui kelas dan tulisan. Saya seorang guru, penulis, dan educator yang selalu belajar dan mengajar.